Sabtu, 01 November 2014

Cerpen masakini






Tema :  Perjuangan
Judul : Aku dan Ijazah SMA ku
 
  Dikepalnya segulung amplop kuning tua yang sudah dekil maklum seringnya disodorkan kesetiap perusahaan dari yang terkecil sampai yang perusahaan yang besar membuat amplopku semakin dekil dan semakin kerap ditolak tanpa melirik sedikitpun. Aku mencoba memasang biodata diri yang disertai surat keterangan baik dari kepolisisan meski sesungguhnya aku pernah melakukan tindakan keriminal ia walaupun hanya mencuri ayam tetangga yang tidak kukenalinya. Disisipkannya sebuah sertifikat agar aku semakin dipercaya oleh setiap perusahaan yang aku temui.
  Dua minggu berlalu, amplopku masih aku taruh diatas perutku yang setengah bulan tidak merasakan masakan yang sempurna, dengan terlentang aku melayang dalam hati sanmbil berkata " apalah arti sebuah ijazah ini yang ku perjuangkan selama belasan tahun" begitu dendamku terhadap dunia yang tidak pernah berpihak kepadaku. Kulemparkan amplopku dengan perasaan putus asa dan aku segera bergegas pergi dari sebuah bangku yang ku tiduri dibawah pohon yang kehabisan air sepertinya kena sengatan kemarau panjang tahun ini.
  Amplop baru kusiapkan, dengan isi yang sama seperti biasa senjata yang kuandalkan ijazah SMA yang ku raih dari perjuangan menelan pendidikan selama tiga tahun berturut-turut yang dikurangi bolos beberapa minggu karena telat bayr SPP dan ku kurangiu dengan alpa yang dipulasi menjadi sakit yang sering kusuruh teman untuk buatkan surat izin imitasi untuk mengamankan kehadiranku.Demi masa depanku aku gila memperjuangkannya dengan menuntut ijazahdengan nilai terbesar ku tenteng kembali amplop baruku dengan tujuan yang sama seperti kemarin ingin mendapatkan pekerjaan yang layak selayaknya tamatan SMA. Tujuan kali ini aku mengendarai sepeda BMX yang ku kredit dari tetangga kostan kakak ku, sebesar 60.000 selama sebulan meski tidak terlalu jelek.
   Setibanya disebuah mall besar yang berada di Bandung, aku langsung menghampiri sebuah kafe macam-macam kopi yang tempatnya tepat dibawah tempat parkir. Layakntya tamu kafe aku pun diperlakukan sebagaimana tamu lainnya " Selamat siang om, ada yang bisa saya bantu?" sapa pelayan kafe. Aku sih tidak terlalu bertele-tele karena suhu tubuhku lebih panas dibanding kopi-kopi kafe itu, maklum mengkayuh sepeda keberangkatan dari TKI kopo hingga Trans studio Bandung dibawah trik mata hari jam 11.00 waktu itu. Aku langsung saja bertanya," maaf saya bertanya apa disini membutuhkan pelayan ?" tanyaku dengan sedikit modifikasi kata-kata supaya dapat dipercayanya." oooh, kebetulan ada om, bagian pelayan sama dengan saya ini" katanya. " kalau mau om,  nanti datang langsung ke jalan Asia-Afrika dekat rumah makan bali" katanya padahal hatiku mengatakan tidak tahu jalannya dimana.
   Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan aku segera beranjak untuk menemui kesempatan lain disini dengan layaknya pembeli sembari melihat-lihat barang-barang yang dipajang rapi. Akupun mulai bertanya pada seorang pelayan perempuan yang tinggi badannya ideal dan kiranya lebih tinggi dariku, tapi aku tidak heran aaahh mungkin itu biasa. "mmmmmh, mau bertanya mba, kalau mau melamar kerja disini kemana ya?" kataku dengan sedikit gerakan tangan untuk membantu kelancaran bicaraku yang sedikit kesunda-sundaan." oh disebelah sana mas" katanya sembari menunjukan sebuah pos yang tempatnya agak sedikit gelap, namun tampak mengantri beberapa orang hilir-mudik." oh ia terima kasih mba, kira-kira kalau disini tinggi badanya berapa ya?" tanyaku dengan perasaan pesimis. "disini laki-laki minimal 165 cm" katanya. Uh punah sudah harapanku disanadengan aku putuskan untuk tidak melanjutkan dan memilih perusahan yang pertama aku temui disini.
  "kalau saja aku bisa menggadaikan ijazah ini kepegadaian pasti akutidak akan kerepotan untuk mencari-cari pekerjaan untukku menabung karena aku ingin melanjutkan kuliah ." kata hatiku bersedih nampaknya. Sepanjang perjalanan menuju kostan kakakku sebagai tempat tinggalku sementara sebelum aku menemukan kerjaan yang diimpikan semalaman yang tak pernah ada orang mengalaminya bekerja dipekerjaan itu.
   Aku memang menunda masa kuliah ku selama tiga tahun karena alasan aku masih kecil, alasan tepatnya belum mempunyai universitas yang cocok bagi penganggur untuk tetap sekolah, yang gratis mess, makan, dan jaket seragam kuliah, sulit aku temui meski setiap hari aku kunjungi dunia maya yang katanya informasi lengkap disana untuk aku tetap bersekolah, namun itu hanya mimpi dinegeri ini. Jangankan kuliah gratis, waktu itu akupun menjual tanah warisan ayahku untuk tetap bersekolah.
    Suatu hari aku berkunjung kerumah orang tuaku dikampung walaupun melalui telepon genggam, sebagai rasa syukurku telah diterima kerja diperusahaan yang lumayan tidak terlalu menjengkelkan walauun dengan gaji yang secukupnya untuk makan satu bulan dan sebagai kabar gembira bagi kedua orang tua bahwa aku keluaran SMA sudah bisa bekerja. Setelah beberapa bulan sebelumnya aku memberi kabar yang pahit bagi kedua orang tuaku karena aku selalu mengatakan aku belum mempunyai uang setiap dia bertanya padaku ditelepon selulernya yang sudah hampir retak waktu itu gara-gara kekejaman tangannya yang baru berkenalan dengan telepon seluler masa kini."aa bagaimana betah ga di bandung ?" tanya adiku yang seperti biasa menjadi body guard bapakku yang sering kesulitan saat menelpon." ya aa betah disini karena disini banyak daging, ikan, dan makanan enak ( walaupun punya orang lain)" kataku agak ngawur. Meski sebenarnya kesulitan hidup tak pernah reda setiap harinya, dipenuhi dengan hutang yang aku satatkan dibuku bon si tukang warung dekat kostanku." ya udah dulu semoga mendapatka rejeki yang banyak dan halal, dan jangan lupa beribadah " kata ibuku dengan diakhiri menutup telponnya.
  Akupun bahagia mendengar suara ibuku yang sudah hampir setahu tidak bertemu. Akupun mengisikan batre ponsel cinitnitku yang seperti biasa satu kali telpon langsung low batt. dan segera menarik selimut dengan sedikit menutup mata dengan di iringi nyanyian nyamuk yang senantiasa menemani tidurku setiap malam. Aku ucapkan selamat malam nyamuk, selamat malam sepedaku, selamat malam amplopku, selamat malam ijazahku.


http://pasaronlineku.co.vu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar