TEMA YANG AKAN DIBAHAS
1. Materi :
Bahasa Indonesia
Jenjang :
SMA
2. Metode :
Role Playing (Bermain Peran)
3. Pendekatan :
Proyek
4. Langkah-langkah
pembelajaran :
1
|
Sebelum membaca teks “KUHP dalam Anekdot”, guru menugasi siswa
untuk
menjawab pertanyaan secara lisan Tugas 1 sebagai kegiatan pramembaca.
|
2
|
Guru menugasi siswa untuk membaca teks “KUHP dalam
Anekdot”, Tugas 2.
|
3
|
Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan yang
berkaitan dengan teks anekdot “KUHP dalam Anekdot”.
|
4
|
Guru menugasi siswa untuk membaca teks “KUHP dalam
Anekdot” dan menjawab pertanyaan
secara lisan.
|
5
|
Guru menjelaskan struktur teks anekdot: abstraksi
orientasi krisis reaksi koda dalam teks “KUHP dalam Anekdot”. Guru menanyakan
reaksi siswa terhadap “plesetan” dalam teks “KUHP dalam Anekdot”. Guru wajib
memberikan penegasan untuk bersikap positif akan perbedaan reaksi terhadap
masalah plesetan tersebut.
|
6
|
Guru menugasi siswa untuk membaca teks “Anekdot Hukum
Peradilan”.
|
7
|
Guru menugasi siswa untuk mengidentifikasi partisipan
dalam teks “Anekdot Hukum Peradilan”. Guru berdiskusi tentang partisipan
dengan siswa.
|
8
|
Guru wajib menegaskan larangan mencuri dan larangan melakukan
tindakan
kejahatan dalam kasus lainnya.
|
9
|
Guru menugasi siswa untuk membuat dialog berdasarkan teks
dialog “Anekdot Hukum Peradilan” yang sudah diberi permulaan pada Tugas 3.
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi paling efektif. Kami
memilih bahasa yang komunaktif, sopan, dan jelas guna untuk mempermudah dalam
memahami teks anekdot ini, walaupun dalam penyampaian lucu maupun kritikannya
tidak secara frontal.
Anekdot merupakan cerita lucu yang mengandung sebuah kritik dan atau sindiran
terhadap orang terkenal yang melakukan suatu penyimpangan yang tidak
biasa. Penyajian teks anekdot diharuskan untuk menyertakan sebuah argumen atau
alasan yang kuat untuk memperkuat
kritikan atau sindiran tersebut.
Kami memilih tema ini di karenakan banyaknya
penyimpangan di negara kita. Pemilihan tema ini bukti peduli terhadap kondisi politik indonesia
saat ini.
1.2.Tujuan:
1. Memaparkan
teori tentang metode
2. Memaparkan
isi silabus.
3. Mendeskripsikan pemilihan media
pembelajaran
4. Memaparkan
langkah-langkah pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teori tentang metode
Pembelajaran
dengan role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Metode ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang
belajar, serta mempunyai pada tahapnilai tambah, yaitu:
a.
dapat menjamin
partisipasi seluruh siswa dan member kesempatan yang sama untuk menunjukan
kemampuannya dalam bekerjasama hingga berhasil.
b.
permainan
merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa (Prasetyo, 2001:72)
Pembelajaran dengan role playing merupakan suatu
aktivitas yang dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa,
bertujuan mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi
partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat
meningkatkan pemahaman (Prasetyo, 2001:74).
Pembelajaran dengan role playing ada tujuh tahap yaitu
pemilihan masalah, pemilihan peran, menyusun tahap-tahap bermain peran,
meyiapkan pengamat, tahap pemeranan, diskusi dan evaluasi serta pengambilan
keputusan. (Mulyasa, 2005:43).
Pada tahap pemilihan masalah guru mengemukakan masalah
yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah
itu dan terdorong untuk mencari penyelesaiannya.
2.2
silabus
2.3 Pemilihan media
pembelajaran
Media Pembelajaran yang digunakan adalah
1.
Rancangan langkah-langkah pembelajaran
1
|
Sebelum membaca teks “KUHP dalam Anekdot”, guru menugasi siswa
untuk
menjawab pertanyaan secara lisan Tugas 1 sebagai kegiatan pramembaca.
|
2
|
Guru menugasi siswa untuk membaca teks “KUHP dalam
Anekdot”, Tugas 2.
|
3
|
Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan yang
berkaitan dengan teks anekdot “KUHP dalam Anekdot”.
|
4
|
Guru menugasi siswa untuk membaca teks “KUHP dalam
Anekdot” dan menjawab pertanyaan
secara lisan.
|
5
|
Guru menjelaskan struktur teks anekdot: abstraksi
orientasi krisis reaksi koda dalam teks “KUHP dalam Anekdot”. Guru menanyakan
reaksi siswa terhadap “plesetan” dalam teks “KUHP dalam Anekdot”. Guru wajib
memberikan penegasan untuk bersikap positif akan perbedaan reaksi terhadap
masalah plesetan tersebut.
|
6
|
Guru menugasi siswa untuk membaca teks “Anekdot Hukum
Peradilan”.
|
7
|
Guru menugasi siswa untuk mengidentifikasi partisipan
dalam teks “Anekdot Hukum Peradilan”. Guru berdiskusi tentang partisipan
dengan siswa.
|
8
|
Guru wajib menegaskan larangan mencuri dan larangan melakukan
tindakan
kejahatan dalam kasus lainnya.
|
9
|
Guru menugasi siswa untuk membuat dialog berdasarkan teks
dialog “Anekdot Hukum Peradilan” yang sudah diberi permulaan pada Tugas 3.
|
BAB III
PENUTUP
1.1.KESIMPULAN
1.
Metode role
playing merupakan nama model pembelajaran bermain peran yang berkarakteristik
dan berkaitan erat dengan salah satu karya sastra yaitu drama.
2. Anekdot merupakan cerita lucu yang
mengandung sebuah kritik dan atau sindiran
terhadap orang terkenal yang melakukan suatu penyimpangan yang tidak
biasa. Penyajian teks anekdot diharuskan untuk menyertakan sebuah argumen atau
alasan yang kuat untuk memperkuat
kritikan atau sindiran tersebut.
3.
Dalam metode
role playing siswa dilatih untuk menunjukkan bakat dan pemahamannya dalam
bermain peran serta menunjukkan kerjasama antar kelompok hingga berhasil.
4.
Metode role
playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://sastradi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar